Dampak masuknya produk cina ke Indonesia
DAMPAK MASUKNYA PRODUK-PRODUK CINA KE INDONESIA
Dalam empat tahun, nilai impor Indonesia dari Cina di luar sektor minyak
dan gas meningkat lebih dari 140 persen. Jika pada awal krisis di tahun 1998
nilai impor dari Cina hanya 870,99 juta dollar AS, tahun 2002 nilainya telah
mencapai 2,098 miliar dollar AS. Dalam periode sama, volumenya juga meningkat
lebih dari dua kali lipat, dari 2,01 juta ton di tahun 1998 menjadi 4,773 juta
ton pada tahun 2002. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan,
komoditas impor nonmigas terbesar dari Cina dilihat dari realisasi impor
periode Januari-Agustus 2003 adalah jagung sebanyak 95,533 juta dollar AS.
Volumenya 782,5 ton, diikuti komoditas buah-buahan segar dan dikeringkan
senilai 52,058 juta dollar AS.
Melihat fakta diatas makin jelas akibat yang akan ditimbulkan oleh masuknya
produk cina ke indonesia. Di satu sisi, konsumen akan dimanjakan oleh
produk-produk yang memiliki kualitas lumayan dengan harga yang jauh lebih
murah, selain itu terdapatnya banyak variasi dari produk-produk yang tawarkan
makin membuat konsumen makin dimanjakan.
Namun disisi lain, dampak dari masuknya produk-produk cina kepasaran
indonesia jika tidak diantisipasi melalui tindakan serius dari seluruh pihak
terkait maka secara perlahan akan membuat industri nasional mati.
Contoh kasus dapat kita lihat pada Industri Tekstil dan Produk Tekstil
indonesia, masuknya produk sejenis dari cina langsung menyebabkan permintaan
terhadap produk tekstil kita menurun. Dapat dilihat pada sentra-sentra
perdagangan tekstil dan produk tekstil di indonesia seperti di pasar Tanah
Abang dan factory Outlet di Bandung. Produk-produk cina mulai merambah pasar
tersbut. Di Pasar Tanah Abang selaku pusat perbelanjaan tekstil yang bertaraf
nasional telah kebanjiran produk-produk tekstil dari cina.
Kasus serupa juga terjadi pada produk-produk lain. DI Jakarta, produk
negara tirai bambu ini gampang diperoleh, di antaranya di pusat perbelanjaan
seputar Mangga Dua, Glodok, Pasar Pagi, dan Pasar Tanah Abang. Apa pun yang
Anda cari, semua tersedia. Mulai dari alat elektronik hingga tekstil dan
garmen, dari produk berteknologi tinggi hingga mainan anak-anak dan peniti.
Perlunya
peningkatan kualitas produk nasional
Melihat apa yang terjadi di lapangan, beralihnya konsumen ke produk-produk
buatan cina serta tidak mampu bersaingnya produk nasional dibanding
produk-produk cina perlu dicermati apa yang menyebabkan hal ini terjadi.
Efisiensi sumberdaya, baik alam maupun manusia, penggunaan teknologi, dukungan
dari pemerintah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan ekonomi cina, dan
produk-produknya begitu powerfull di pasaran. Para pengusaha harus
memeras otak bagaimana bisa memproduksi barang bermutu dengan harga bersaing,
harus menciptakan terobosan-terobosan baru untuk mengubah budaya kerja yang
sudah ada sehingga mutu serta kuantitas produk dapat ditingkatkan. Pemanfaatan
sumberdaya alam harus seefisien mungkin sehingga tidak ada yang tersiakan.
Budaya mutu di kalangan pengusaha pun harus ditingkatkan. Kecenderungan
konsumen untuk mencari barang dengan harga semurah-murahnya dan berkualitas
patut disikapi secara arif oleh pengusaha. Penerapan standar mutu terhadap
produk yang dihasilkan akan menjadikan produk tersbut lebih bersaing dipasaran.
Salah satu cara dalam meningkatkan mutu suatu produk adalah dengan
menstandarkan pada Standar Nasional Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan
Standarisasi Nasional. Data yang diperoleh di Depperindag, diketahui bahwa
jumlah perusahaan yang telah menerapkan SNI, baru sebanyak 2006 perusahaan
untuk 449 SNI, padahal SNI yang telah ditetapkan yaitu sekitar 6300 buah “Angka
ini relatif masih kecil bila dibandingkan dengan jumlah perusahaan yang ada di
Indonesia.
Jika cara seperti ini diterapkan, artinya produk yang dihasilkan oleh
industri nasional berkualitas, maka gempuran dari produk-produk sejenis luar
negeri tidak akan berpengaruh banyak. Selain peningkatan kualitas, hendaknya
proses tersebut diiringi dengan selera konsumen. Karena pada kahirnya
konsumenlah yang memegang peranan paling utama.
Peningkatan
kualitas sumberdaya manusia indonesia
Seluruh proses produksi untuk menghasilkan suatu produk untuk konsumen tak
terlepas dari peran sumber dayanya. Manusia yang termasuk dalam rangkaian “the
Six’s M” merupakan faktor penentu utama. Jika sumber daya yang dimiliki suatu
negara baik, akan berdampak baik pula bagi proses produksi yang terjadi di
negara tersebut.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan melalui dunia
pendidikan nasional. Seperti yang diterapkan di negara-negara berkembang yang
beranjak menjadi negara maju seperti Jepang, Singapura, Malaysia mereka telah
menempatkan sektor pendidikan sebagai dasar bagi pembangunan negaranya.
Sehingga tidak ada jalan lain untuk jangka panjang bagi industri nasional dalam
menghadapi persaingan global seperti menangkis masuknya produk-produk cina
selain dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya melalui sektor
pendidikan.
.
Sy harap indonesia punya antisipasi dgn Cina jgn sampe.... Cina yg memanfaatkan Indonesia terus....
BalasHapussaya rasa dengan memaksimalkan apa yang di paparkan di atas produk indonesia bisa mengalahkan produk cina,,
Hapushbnganya cinta ma ekonomi apa ya....?
BalasHapus